Senin, 19 Mei 2025

BRAIN ROT: PENYAKIT MENTAL YANG TERSEMBUNYI DI ERA DIGITAL

Scroll TikTok satu menit, lanjut YouTube Shorts, terus IG Reels. Tahu-tahu udah sejam lewat. Pernah ngalamin? Hati-hati, bisa jadi itu tanda Brain Rot—penyakit digital yang diam-diam bikin otak kamu kelelahan.

‘Brain rot’ Istilah ini mungkin sering kamu lihat di media sosial, biasanya dipakai untuk  menggambarkan perasaan ‘otak tumpul’ setelah terlalu lama scroll TikTok, nonton YouTube Shorts, atau main HP tanpa henti. Walaupun bukan istilah medis resmi, Brain Rot sebenarnya bisa dibilang gangguan mental ringan yang datang diam-diam. Kita sering nggak sadar, tapi otak kita mulai kelelahan dan jadi malas berpikir karena kebiasaan digital yang nggak sehat.

Masalahnya, otak itu butuh tantangan. Tapi sekarang, karena kita terbiasa dikasih konten cepat dan ringan, otak jadi kurang kerja keras. Akibatnya, kita jadi susah fokus, gampang terdistraksi, dan sering merasa Lelah untuk berpikir hal yang berat. Data terbaru menunjukkan bahwa empat dari sepuluh atau lebih remaja mengatakan platform media sosial mengganggu waktu tidur mereka (45%), serta produktivitas mereka (40%). Kalau terus-terusan kayak gitu, lama-lama kita bisa kehilangan motivasi, susah berkembang, dan merasa hampa meskipun aktivitas tetap berjalan. Inilah yang memnbuat Brain Rot disebut sebagai penyakit mental tersembunyi di era digital.

Tanda-tanda Brain Rot sebenarnya bisa kamu rasakan dari hal-hal sederhana. Misalnya, kamu susah sekali fokus saat belajar, mudah bosan kalau nggak buka HP, atau mulai merasa cemas saat nggak ada sinyal internet. Bahkan kadang jadi lebih cepat stres tanpa alasan jelas. Semua itu bisa jadi tanda otak kamu lagi ‘overload’ dan butuh istirahat dari dunia digital. Faktanya, sekitar 45% remaja merasa mereka menghabiskan terlalu banyak waktu di media sosial.

Kabar baiknya, Brain Rot bisa diatasi kalau kita sadar dan mulai berubah pelan-pelan. Coba mulai batasi waktu bermain HP, kurangi konsumsi konten instan, dan beri ruang untuk otak kamu berpikir secara aktif. Kamu bisa mulai baca buku, ngobrol langsung sama teman, nulis, atau coba kegiatan yang menantang. Mungkin awalnya terasa bosan, tapi lama-lama kamu akan merasa lebih segar dan fokus.

Intinya, teknologi bukan musuh, tapi cara kita menggunakan yang harus dikontrol. Jangan sampai hidup kita hanya berputar di layar, sementara otak kita makin tumpul. Sayangi diri sendiri, dan beri waktu untuk otak kamu berkembang. Brain rot itu nyata, tapi bisa dicegah kalau kita mau lebih sadar dan bijak dalam hidup digital.

Share:

0 comments:

Posting Komentar

Copyright © Perpustakaan Wijaya Bhakti | Powered by Blogger
Design by SimpleWpThemes | Blogger Theme by NewBloggerThemes.com